Jumat, 01 April 2011

PDB,PERTUMBUH DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI,DAN KRISIS EKONOMI

A.Pertumbuhan Ekonomi
1.Arti Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan . karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendiri nya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun ,maka di butuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.
2.Konsep Pendapatan Nasional
Ada dua arti dari PN, yakni arti sempit dan arti luas, dalam arti sempit, PN adalah PN. Sedangkan dalam arti luas PN dapat merujuk ke PDB atau merujuk ke produk nasional bruto (PNB) atau ke produk nasional neto (PNN).
PDB dapat di ukur dengan tiga macam pendekatan yaitu pendekatan produksi,pendekatan pendapatan,dan pendekatan pengeluaran. PDB adalah jumlah nilai output (NO) dari semua sector ekonomi atau lapangan usaha. Berdasarkan satu digit , biro Pusat Statistik (BPS) membagi ekonomi nasional dalam 9 sektor ,yakni pertanian,pertambangan,dan penggalian,industry manufaktur,listik gas dan air bersih,bangunan,perdagangan,hotel dan restoran,pengangkutandan komunikasi,keuangan,sewa dan jasa perusahaaan dan jasa – jasa.jadi PDB adalah jumlah NO dari ke Sembilan sector tersebut.
Sedangkan melalui pendekatan, PDBadalah jumlah pendapatan yang di terima oleh faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masing masing sector seperti tenaga kerja (gaji/upah) pemilik modal (bunga/hasil investasi) pemilik tanah (hasil jual/sewa tanah) dan pengusaha ( keuntungan bisnis/perusahaan).
3.Sumber-sumber Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat (AD) atau/dan pertubuhan penawaran agregat (AS). Dari sisi AD peningkatan AD di dalam ekonomi bisa terjadi karena PN , yang terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen),perusahaan dan pemerintah,meningkat .
Dari sisi AS pertumbuhan output bisa di sebabkan oleh peningkatan volume dan faktor-faktor produksi yang digunakan ,seperti tenaga kerja,modal(capital),tanah faktor produksi terakhir ini khususnya penting bagi sector pertanian dan energy.
4. Teori-teori dan Model-model Pertumbuhan.
A. teori klasik
Beberapa Teori Klasik antara lain sebagai berikut :
1) Teori Pertumbuhan Adam smith
2) Teori pertumbuhan David Ricardo
3) Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
4) Toeri Marx
B. teori Neo-keynes
Model pertumbuhan yang masuk di dalam kelompok teori neo-keynes adalah modal dari Harrod da Domar yang mencoba memperluas teori Keynes mengenai keseimbangan pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang dengan melihat pengaruh dari investasi ,baik pada AD maupun perluasan kapasitas produksi AS, yang pada akhir nya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
C.Teori Neo-Klasik
Beberapa model neo-klasik adalah antara lain sebagai berikut :
1). Model Pertumbuhan A.Lewis
2). Model Pertumbuhan Paul A.Baran
3). Teori ketergantungan Neokolonial
4) Model Pertumbuhan WW.rostow
5).Model Pertumbuhan Solow

D.Teori Modern
Teori / model pertumbuhan yang telah dibahas di atas kurang dapat menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sejak decade 1950 an di banyak Negara di dunia yang kenyatann nya pertumbuhan tersebut tidak sepenuh nya hanya di dorong oleh akumulasi modal dan penambahan jumlah tenga kerja ,tetapi juga di sebabkan oleh peningkatan produktivitas dari kedua faktor tersebut.



B.PERTUMBUHAN EKONOMI SEJAK ORDE BARU HINGGA PASCA KRISIS
Melihat kondisi pembangunanekonomi Indonesia selama pemerintahan orde baru (sewbelum krisis ekonomi 1977)dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi yang spektakuler ,paling tidak pada tingkat makro (agregat).
Pada saat krisis ekonomi mencapai klimaks nya ,yakni tahun 1998,laju pertumbuhan,PDB jatuh drastic hingga 13,1%. Namun pada tahun 1999 kembali postif walaupun sangat kecil 0,8% dan tahun 2000 ekonomi Indonesia sempat mengalami laju pertumbuhan yang tinggi hampir mencapai 5%.
C. Faktor-Faktor Penentu Prospek Perekonomian Indonesia

A.PDB

Distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) menurut sektor atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun dan tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan sebesar 55,9 persen pada tahun 2006.
Sektor industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 28,1 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 14,9 persen, dan sektor pertanian 12,9 persen. Pada tahun 2006 terjadi perubahan peranan pada beberapa sektor ekonomi dibanding 2005 yaitu penurunan pada sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan. Mimin mengatakan penurunan yang cukup besar terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dari 15,4 persen pada tahun 2005 menjadi 14,9 persen tahun 2006.
Peranan sektor pertambangan dan penggalian menurun dari 11,1 menjadi 10,6 persen, sektor pertanian menurun dari 13,1 persen menjadi 12,9 persen, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan dari 8,3 persen menjadi 8,1 persen, sektor listrik, gas dan air bersih menurun dari 1,0 persen menjadi 0,9 persen. Sementara sektor konstruksi naik peranannya dari 7,0 persen tahun 2005 menjadi 7,5 persen tahun 2006, sektor pengangkutan dan komunikasi naik dari 6,5 persen menjadi 6,9 persen, sektor industri pengolahan naik dari 27,7 persen menjadi 28,1 persen dan sektor jasa-jasa naik dari 9,9 persen menjadi 10,1 persen. Peranan PDB tanpa migas naik dari 88,6 persen pada tahun 2005 menjadi 89,2 persen pada tahun 2006.

Product Domestic Bruto (PDB) Indonesia diproyeksikan menjadi Rp 4.200 triliun pada 2008. Sektor yang diharapkan untuk mendorong pertumbuhan PDB tersebut dari sektor konsumsi dan proyek infrastruktur. PDB 2008 sekitar Rp. 4.200 triliun. Yang paling mendorong itu konsumsi. Konsumsi adalah 60 persen, pemerintah menaruh pertumbuhan ekonomi itu didukung dengan kebijakan fiskal. Sedangkan PDB Indonesia pada 2007 diperkirakan mencapai Rp. 3.531,08 triliun.Konsumsi masyarakat yang pada titik kritis saat ini akibat menurunnya daya beli. Karena itu, pemerintah tengah menyiapkan program yang dapat meningkatkan pendapatan riil masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Selain itu, pemerintah juga akan mengurangi tingkat suku bunga dan inflasi.
Penerimaan naik itu tidak ada artinya jika inflasinya tinggi. Selain itu, harga terkendali, sehingga akhirnya income riil naik.Titik kritis yang lain adalah investasi. Untuk mencapai pertumbuhan PDB pada level tersebut, diperlukan investasi lebih dari Rp. 1.000 triliun. Jumlah kebutuhan investasi untuk mendorong infrastruktur. Jika investasi itu naik, maka akan terjadi akselerasi dan akhirnya menciptakan lapangan pekerjaan. Sehingga pemerintah dalan mengalokasikan jumlah anggaran yang cukup signifikan dalam belanja infrastruktur.Anggaran untuk infrastruktur itu, dapat disebar di departemen teknis antara lain Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Perhubungan. Pemerintah yang punya anggaran belanja modal, akan menggunakannya untuk belanja irigasi, bandara, pelabuhan, kereta api.Selain mengalokasikan anggaran yang meningkat signifikan untuk pembangunan infrastruktur, pemerintah juga mendorong investasi swasta melalui skema Public Private Partnership (PPP) untuk beberapa proyek seperti infrastruktur listik, pengadaan jalan, bandara dan pelabuhan. Menurut Anggito, pemerintah akan melakukan pembagian risiko terhadap pihak swasta.
Investasi juga akan dibentuk dari perbankan, PMDN, PMA, pasar modal, dan keuntungan perusahaan yang diinvestasikan. "Jadi dari sumber-sumber itu sudah masuk pipeline untuk bisa mendukung investasi yang memadai untuk 2008. Semua itu cukup untuk mendukung pertumbuhan 6,8 persen.Konsumsi, investasi, ditambah kinerja ekspor yang masih cukup baik, mampu membentuk PDB menjadi Rp 4.200 triliun. Sebelumnya, ekonomi pada 2008 ditargetkan tumbuh 6,8 persen. Asumsi tersebut juga memperhatikan proyeksi pencapaian 2007 yang diprediksi hanya akan mencapai 6,1 persen. Untuk mengejar target 2008 itu, beberapa indikator pendorong pertumbuhan mesti dipenuhi yaitu konsumsi rumah tangga harus tumbuh 5,9 persen, konsumsi pemerintah 6,2 persen, investasi 15,5 persen, ekspor 12,7 persen, dan impor 17,8 persen. Sedangkan Standard Chartered Bank (SCB) memprediksi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) tahun 2008 hanya 6,3%. Angka ini jauh lebih rendah dari target PDB dalam APBN 2008 sebesar 6,8%.

Setelah terpengaruh oleh dampak peningkatan tajam harga minyak dan tingkat suku bunga di tahun 2005, ekonomi Indonesia berangsur pulih dan perkembangannya cenderung meningkat dari 5,5% di tahun 2006 menjadi 6,1% di tahun 2007 dan 6,3% di tahun 2008. Angka PDB SCB ini sudah memperhitungkan prediksi adanya perlambatan ekonomi global di 2008. Tingginya harga minyak dunia merupakan ancaman bagi pertumbuhan. Dan PDB SCB memperkirakan harga minyak akan turun di 2008 seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Sementara menjelang Pemilu 2009 terlihat prospek pertumbuhan ekonomi. Ini karena pemerintah akan meningkatkan belanja untuk infrastruktur, mempercepat program infrastruktur. Angka pertumbuhan ekonomi 2008 dalam APBN sebesar 6,8% menurut Bank Indonesia (BI) adalah angka yang paling optimistis. BI sendiri untuk tahun 2008 lebih memilih target yang aman di kisaran 6,2-6,8 persen. Dalam APBN 2008, pertumbuhan ekonomi yang sebesar 6,8 persen memakai asumsi inflasi sebesar 6 persen, defisit anggaran 1,7 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 9.820, bunga SBI 3 bulan 7,5 persen dan harga minyak US$ 60 per barel. Produksi minyak 1,034 juta barel per hari.

D.PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

1.TEORI DAN BUKTI EMPIRIS

Teori perubahan structural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh NSB yang semula lebih besifat subsitens dan meitik beratkan pada sector pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern,yang dominasi oleh sector non primer.
Diadem kelompok Negara sedang berkembang (NSB),banyak Negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam tiga decade terakhir ini, walaupun pola dan prosesnya berbeda antar Negara . variasi ini di sebabkan oleh perbedaan antar Negara dalam sejumlah faktor internal seperti berikut :
A) Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)
B) Besar nya pasar dalam negeri
C) Pola distribusi pendapatan
D) Karakteristik dari industrial
E) Keberadaan SDA
F) Kebijakan perdagangan luar negeri

2.Kasus Indonesia

Kalau dilihat sejak awal era pemerintahan orde baru hingga sekarang ,dapat dikatakan bahwa proses perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat .pada tahun 1970,nilai tambah bruto (NTB) dari sector pertanian ,peternakan,kehutanan,dan perikanan menyumbang sekitar 45% terhadap pembentukan PDB dan oada decade 1990 an hanya tinggal sekitar 16% hingga 20% dan tahun 2006 tinggal 12,9%.



NAMA : SOPYAN HAKIM
KELAS : 1EB17
NPM : 26210660

REFERENSI :
http://ibnusina.my-place.us/index.php/sina-overview/35-teknologi/68-faktor-penentu-prospek-perekonomian-indonesia

Dr, Tulus T.H. Tambunan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar